Sabtu, 05 Februari 2011

MoM . . . .

Pernahkah kita mencoba mengingat akan masa lalu………..????
Sembilan bulan kita hidup dalam kandungan sang bunda……
Bunda selalu membawa kita kemanapun ia pergi………
Tak pernah ia berfikir untuk menanggalkan kita walau sejenak………
Lalu kita pun lahir dengan tangis pertama kita menyapa dunia ini……
Bunda pun selalu ikhlas merawat kita dengan penuh kasih sayang……
Kadang kita telah begitu saja mengambil waktu istirahatnya dengan tangis kita di malam hari……mengganti popok kita yang basah, memberikan kita air susu ketika kita lapar………….
Dan kita hanya bisa menangis saja ketika itu………
Kita selalu diayun, dipangku dan ditimang-timang
Lalu apa balasan kita waktu itu………..????
Kita sering membuat basah baju bunda dengan air kencing kita……
Dan Bunda tak pernah sekalipun memarahi kita……
Usia kitapun beranjak perlahan……
Ingatkah ketika hari pertama kita masuk sekolah……???
Setiap pagi, Bunda selalu memandikan kita,………menyuapi kita………mengantar kita dan menunggui kita……
Bunda begitu sabar mengiringi hari kita di sekolah……
Dan kita hanya bermain ketika itu……
Lalu ketika kita beranjak remaja………
Bundapun tak henti untuk menghawatirkan kita……
Ketika kita sering pulang terlambat dengan berbagai alasaan……
Bunda hanya menatap dengan penuh cemas……
Padahal mungkin kita hanya bersenang-senang di luar sana……
Ingatkah kita pada saat hari raya idul fitri………
Sering bunda membelikan kita baju, sepatu, celana baru………
Dengan harapan kita akan merasa senang……
Ingatkah pula apa kata kita ketika itu………..
“Ah….bajunya udah kuno gak mau ah” bunda ‘nggak tau selera anak muda…
dan bunda hanya tersenyum saja……
Saat kita mengenal cinta akan sesama………
Sering kita membohongi bunda hanya untuk bercinta semata……
Dan bundapun tak pernah lepaskan kasih sayangnya untuk kita……
Ketika bunda bilang………”Nak…….mestinya kamu sekolah dulu yang benar….jangan dulu berpacaran….””
Lantas kita hanya menjawab ”bu, saya udah gede, saya tau apa yg baik buat saya, ibu jangan terlalu mengatur saya dong!!”
Bunda hanya tersenyum dan menatap kita dengan penuh kasih sayang…

Apakah kita ingat saat kita memasuki bangku kuliah…
Bunda dengan penuh semangat memberikan biaya kuliah kita yang setinggi langit…
Lalu mungkin kita juga hanya bersenang-senang saja dengan dunia yang sedikit beranjak dewasa……
Ketika kita butuh uang utk menuntaskan hasrat cinta muda kita……
Sekali lagi kita sering membohongi bunda……
dengan mengatakan….”bu……saya butuh uang….untuk biaya praktikum……kira-kira….sekian juta..”
Lalu bunda bilang………….”nak…….apa tidak bisa di cicil…??
Kita dengan segera menjawab…..”gak bisa bu….harus sekali bayar……..”
Kita tak pernah tahu apa yang ada di benak bunda ketika itu……
Jika saja bunda tahu bahwa itu hanyalah alasan kita semata…..karena mungkin saja yang sebenarnya adalah kita butuh uang untuk mentraktir atau menyenangkan pacar tersayang saja…
Dan ternyata bunda selalu saja menyayangi dan berusaha mempercayai kita.

Pada saat kita lulus kuliah………
Kita mungkin bisa melihat betapa bangganya bunda mendapati anaknya sudah menjadi seorang sarjana menangis penuh haru bahagia bunda ketika itu
Lalu tak lama setelah itu……tiba-taba….
“Bu….sekarang saya sudah dewasa……saya ingin menikahi si anu……….karena saya mencintai dia………boleh kan bu……..?”
Mungkin bunda akan bilang ; ”Nak mustinya kamu mencari kerja dulu, lalu setelah sedikit mapan mungkin kamu bisa menikah”
Lalu apa jawab kita; ”Bu! kalo ibu percaya, .saya sanggup untuk memberikan makan dia tanpa ibu kasih, saya harap ibu tidak melarang niat saya untuk menikah sekarang, saya sudah dewasa bu, bukan anak kecil yang segalanya harus ibu perhatikan!! !”
Dan demi kasih sayangnya terhadap kita, maka bundapun sekali lagi meluluskan keinginan kita, sekaligus memberikan kita sedikit bekal untuk mengarungi biduk rumah tangga kita nanti.
Tak berapa lama setelah itu, kitapun merasa sanggup untuk hidup terpisah dari beliau….maka sekali lagi kita merajuk pada bunda.
Pada saat bunda sudah memasuki hari tuanya, kita pun meninggalkan dia dalam hari-hari senjanya.
Dan bunda tak pernah meminta kita untuk menemaninya karena bunda pikir anaknya sudah mempunyai kehidupan sendiri.
Bertahun-tahun kita meninggalkan bunda dan mungkin hanya setahun sekali saja kita menengok dia, itupun pada saat Hari Raya saja.
Lalu, ketika Bunda sakit di hari tuanya,
Mungkin bunda mengharapkan kasih sayang anaknya bisa sedikit menghibur dia.
Tapi, sering kita mengabaikan harapan bunda……
Kita mungkin merasa direpotkan hanya dengan mengurusi seorang wanita tua yang sudah tak berdaya itu, .maka dengan tanpa ragu lagi kita antarkan bunda pada sebuah panti jompo, kita tinggalkan bunda dengan segala harapannya terhadap kita.
Lalu pada saat Allah hendak menjemput dia, kita mungkin sedang tenggelam dalam kehidupan yang sudah menyita sebagian hati nurani kita.
Hingga satu hari terdengar bunyi dering telepon yang memberikan kabar bahwa bunda telah tiada.
Dan aku tak berani bilang bahwa mungkin saja hati kita sudah bebal dan telinga kita sudah tuli akan kenyataan ini.
Ada sesal mungkin di sana, .sesal yang tak akan terbalas dengan sejuta tetesan air mata kita.
Dan kitapun hanya meratapi kepergian bunda, ya bunda yang sudah mencetak kita dengan segenap kasih sayang bunda yang tak terperi ketulusannya, sesal yang tiada guna ketika kita tahu bunda pergi bersama setitik harapan bunda bahwa dia ingin anaknya ada ketika hembusan nafasnya yang terakhir memutuskan kehidupannya.
Dan kita hanya terpekur menatap bekunya batu nisan bertahtakan nama bunda. Itupun jika masih ada secuil nurani kita yang masih berwarna putih.

Kutuliskan ini, untuk mengenang bahwa bunda adalah pembawa syurga buat anaknya, mungkin ini tak semua benar, tapi tak mustahil ini terjadi dan ada di dunia ini.
Bunda, .aku menyayangi bunda seperti aku menyayangi syurgaNYA.

Maafkan anakmu ya bunda.
Peluk cium anakmu selalu.

WoMaN is SpeCial. . . .

"Mengapa mama menangis ?", tanya seorang anak pria kepada Ibunya
. "Karena mama seorang wanita", jawab dia kepada anaknya yang berumur
12 tahun tersebut. "Apa maksud mama ? ...... aku tetap tidak mengerti",
kata si anak. Si ibu tidak meneruskan menjawab pertanyaan .... ,
sambil merangkul anaknya dia berkata, "Kamu tidak akan pernah mengerti
sayang ...., tapi ... sudahlah ... mama tidak apa-apa koq.

Kemudian ..... Ketika si anak menjumpai ayahnya, dia mencoba menanyakannya
kembali kepada ayahnya ... dia berkata "Papa, .... Mengapa mama
menangis sendiri tiba-tiba, kelihatannya tidak ada sebabnya ? ". Ayahnya
menjawab:

"Ayah tidak tahu mengapa, yah ... memang begitulah semua wanita,
suka diam-diam menangis, meskipun tidak ada masalah", hanya itu
yang dapat dikatakan ayahnya. Si anak diam termenung !

Anak laki itu bertumbuh dan menjadi pemuda ......, dia tetap bertanya
dalam hatinya ..." Mengapa wanita mudah menangis ? ". Akhirnya
dia memberanikan diri berdoa secara khusus dan menanyakan hal ini
kepada Tuhan setiap malam sebelum tidur .. " Tuhan .., mengapa wanita mudah
menangis ? "

Suatu hari Tuhan menjawab dalam bentuk "renungan pemikiran" kepada si pemuda:
" Ketika Aku menciptakan wanita, Aku telah memutuskan bahwa ia harus
menjadi sesuatu yang spesial. Aku membuat wanita pundaknya kuat
dan mampu untuk dapat menanggung beban masalah, ............. Aku
membuat pula lengannya mampu lembut untuk memberikan kenikmatan
....., Aku memberikan ia kekuatan di hatinya untuk memikul penderitaan
baik saat melahirkan ataupun hingga ia di tolak/dikecewakan oleh anaknya
sendiri.

Aku memberinya ketegaran yang memampukan ia untuk tetap melayani,
membimbing dan memperhatikan suaminya, anaknya ..... semua yang
ada di keluarganya, meskipun mungkin saat itu ia sangat capai, jenuh
dan lelah, .... ia tak akan menyerah untuk tetap memelihara keluarganya tanpa
mengeluh".

"Aku memberikannya kehalusan perasaan untuk senantiasa mencintai
anaknya, ..meskipun dan apapun keadaannya, ...... meskipun anaknya
sangat menyakiti hatinya, saat anaknya membuat kesalahan yang bodoh
ia dengan lembut akan tetap membimbingnya, ia akan menjadi penyejuk
dalam mengatasi masalah di keluarganya".

" Aku memberikan wanita kekuatan untuk mampu bertahan...., meskipun
karena kesalahan suaminya atau anaknya dia harus menanggungnya korban
disalahkan, ..... Aku membuat wanita dari tulang rusuk pria untuk
melindungi hati suaminya, Aku memberikan wanita kebijaksanaan untuk
mengetahui bahwa seorang suami yang baik tidak akan melukai istrinya,
meskipun kadang kekuatannya diuji , ketetapan hatinya untuk tetap
bertahan mendampingin keluarganya tetap akan tidak tergoyahkan".

"Untuk semua pekerjaan berat yang akan ia lakukan ..., Aku memberikan
wanita air mata untuk melegakannya untuk tetap bertahan. Air matanya
kelak akan di digunakan ketika dibutuhkan meredam keluhannya dan hanya itulah
kelemahannya "

" Ketika kamu melihat ia menangis, katakan padanya betapa besar
kamu mencintainya, dan .... kamu harus mengerti .... bahwa ia sedang
berusaha untuk bertahan untuk tetap mencintai kamu".

.... Aku sangat mencintaimu ..... , aku benar-benar mencintaimu,
.........." Meskipun ia akan tetap menangis, ucapannmu tersebut
akan dapat menolong melegakan perasaan hatinya lebih baik"

Wanita adalah ciptaan Tuhan yang istimewa dan luar biasa.

LoVe . . .

jika ia sebuah cinta…..ia tidak mendengar…namun senantiasa bergetar….

jika ia sebuah cinta…..ia tidak buta..namun senantiasa melihat dan merasa..

jika ia sebuah cinta…..ia tidak menyiksa..namun senantiasa menguji..

jika ia sebuah cinta…..ia tidak memaksa..namun senantiasa berusaha..

jika ia sebuah cinta…..ia tidak cantik..namun senantiasa menarik..

jika ia sebuah cinta…..ia tidak datang dengan kata-kata..namun senantiasa menghampiri dengan hati..

jika ia sebuah cinta…..ia tidak terucap dengan kata..namun senantiasa hadir dengan sinar mata..

jika ia sebuah cinta…..ia tidak hanya berjanji..namun senantiasa mencoba
memenangi..

jika ia sebuah cinta…..ia mungkin tidak suci..namun senantiasa tulus..

jika ia sebuah cinta…..ia tidak hadir karena permintaan..namun hadir karena ketentuan…

jika ia sebuah cinta…..ia tidak hadir dengan kekayaan dan kebendaan…
namun hadir karena pengorbanan dan kesetiaan…

Perlakukan setiap cinta seakan cinta terakhirmu, baru kamu akan belajar cara memberi.

Perlakukan setiap hari seakan hari terakhirmu, baru kamu akan belajar cara menghargai.

Jangan pernah menyerah, ingatlah bahwa kasih yang paling indah dan sukses yang terbesar, mengandung banyak resiko. Yakinlah pada dirimu ketika kamu berkata : Aku mencintaimu